Bagikan artikel ini :

Juruselamat Yang Tidak Disangka-Sangka

Hakim-hakim 3:12-15

tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
- 1 Korintus 1:23-24

Sesudah Otniel, hakim kedua yang dibangkitkan Tuhan adalah Ehud. Coba kita bandingkan kedua hakim ini: Otniel berasal dari suku Yehuda, suku pemimpin. Ehud, sebaliknya, adalah suku Benyamin yang paling bungsu. Otniel adalah pemimpin seluruh suku Yehuda, berikut seluruh Israel karena Yehuda adalah suku pemimpin, karena kemungkinan besar Kaleb telah meninggal saat itu. Sementara Ehud? Ia hanyalah seorang perwakilan untuk menyampaikan upeti kepada Eglon, raja Moab yang menjajah mereka! Bagaimana bisa penyelamat yang seperti ini diutus Tuhan?

Jika Anda membaca lebih jauh, Ehud memberikan keamanan kepada bangsa Israel delapan puluh tahun lamanya (Hak. 3:30). Ini adalah masa damai yang terpanjang. Baik Otniel dan Debora hanya memberikan empat puluh tahun (Hak. 3:11; 5:31). Hakim-hakim selanjutnya tidak ditulis memberikan keamanan kepada Israel, paling-paling hanya menuliskan masa jabatannya (mis: Hak. 12:7, 9, 11, 14, dst). Memang, meski di satu sisi kitab Hakim-hakim sangat menjelaskan tentang keadaan Ehud yang rendah, ia sebenarnya digambarkan sebagai hakim terbaik.

Ehud adalah bayang-bayang dari Mesias yang beberapa ribu tahun kemudian akan datang dan tidak hanya menyelamatkan orang Israel, tetapi segenap umat manusia. Sama seperti Ehud, Tuhan Yesus adalah Juruselamat yang tidak disangka-sangka. Yesaya menubuatkan bahwa Mesias akan bertumbuh sebagai orang yang bukan siapa-siapa, dengan tampang yang biasa-biasa saja, bahkan penuh dengan penderitaan (Yes. 53:2-3). Namun, Tuhan Yesus-lah satu-satunya yang sanggup menyelamatkan manusia dari dosa.

Beberapa sejarawan ateis berprasangka bahwa kisah-kisah Injil dari Alkitab adalah dongeng isapan jempol belaka. Ini tidak masuk akal. Kalau Anda menulis kisah jagoan, tentunya Anda akan menceritakan tokoh yang luar biasa, bukan? Setidaknya, Anda tidak akan menulis cerita jagoan yang bertumbuh sebagai orang yang bukan siapa-siapa, dengan tampang biasa-biasa saja, bahkan penuh dengan penderitaan. Cerita Anda pasti tidak laku.

Akan tetapi, demikianlah cara kerja Tuhan kita. Mengapa demikian? Karena Dia menghendaki semua orang, tidak peduli betapa rendahnya, dapat datang kepada-Nya. Tidak ada satu pun orang yang begitu rendah, sampai-sampai Tuhan mengabaikannya.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah merasa merasa minder, rendah diri, atau insecure dengan kekurangan-kekurangan Anda? Mengapa? Apa dampak negatifnya?
  • Bagaiman kisah Injil mengenai Juruselamat kita yang tidak disangka-sangka, menolong Anda mengatasi perasaan-perasaan tersebut?