Bagikan artikel ini :

Jangan Melecehkan Perjamuan

1 Korintus 10:16-22

Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
- 1 Korintus 10:17

Sebuah buku kecil berjudul, "Why Is the Lord’s Supper So Important?", memandang perjamuan kudus demikian: Tindakan mengingat pengorbanan Kristus bukanlah sekadar aktivitas mental biasa, melainkan suatu upaya yang mendefinisikan dan membentuk siapa kita. Ini menghapus kehidupan yang berpusat pada diri sendiri dan menempatkan kita dalam sebuah narasi yang baru dan jauh lebih megah. Ini adalah latihan untuk hidup dalam identitas baru kita. Inilah pentingnya perjamuan kudus maka sangat disayangkan kalau dilakukan hanya sekadar rutinitas dan tidak memaknainya dengan benar, apalagi tidak membawa perubahan yang berarti dalam hidup kita.

Perjamuan yang diadakan di Korintus memunculkan permasalahan yang tidak sederhana. Mereka tidak menjalankan perjamuan Tuhan sebagaimana seharusnya sehingga muncul perpecahan, yaitu pemisahan antara yang kaya dan miskin. Jemaat yang berkecukupan, memulai persekutuan terlebih dahulu dengan orang-orang yang ekonominya setara dengan mereka. Layaknya pesta, mereka makan dan minum sepuasnya tanpa memedulikan saudara-saudara yang pas-pasan atau berkekurangan. Perjamuan kudus dipandang dengan tidak hormat. Mereka tidak melihat pengorbanan Tuhan Yesus sebagai pusat dari perjamuan. Mereka menempatkan diri sebagai orang yang lebih tinggi daripada orang lain, mengabaikan penebusan Kristus yang menyatakan bahwa semua orang diselamatkan karena anugerah (1Kor. 11:20-22).

Rasul Paulus melihat perjamuan Tuhan sudah tidak lagi dijalankan sesuai dengan maknanya, bahkan ada yang mengatakan bentuk pelecehan terhadap perjamuan Tuhan. Mereka yang makan dan minum dengan cara demikian telah berdosa terhadap tubuh Tuhan (1Kor. 11:27). Perjamuan Kudus haruslah berpusat pada pengorbanan Kristus supaya setiap orang berdosa, tidak memandang suku, tingkat ekonomi ataupun ras, diselamatkan di dalam iman kepada-Nya. Saat melakukan perjamuan kudus, kita harus mengingat bahwa kita telah dipersatukan dengan orang-orang percaya lainnya melalui Kristus.

Kita tidak menjadi Kristen seorang diri. Janganlah hidup egois, perhatikanlah satu dengan yang lain. Dalam pemikiran dan praktik keseharian pun jangan memandang rendah atau meremehkan orang lain. Jangan rasis atau memperlakukan saudara seiman berdasarkan ukuran status sosial. Tanyalah kepada Tuhan apa yang harus saya lakukan untuk saudara seiman karena Tuhan Yesus telah memberikan segalanya untuk kita. Perjamuan kudus haruslah dimaknai secara ganda, yaitu vertikal dan horizontal, tidak boleh terpisahkan.


Refleksi Diri:

  • Apa makna penting jemaat Kristus melakukan perjamuan kudus?
  • Apa komitmen yang mau Anda lakukan setelah memahami makna perjamuan kudus?