Bagikan artikel ini :

Ibadah Sesuai Perintah Allah

Imamat 6:8-13

Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya.
- Imamat 6:9

Teolog John Calvin berkata, “Hati manusia terus menerus menjadi pabrik berhala.” Manusia cenderung melakukan segala sesuatu menurut pemikiran diri sendiri. Hal ini juga terjadi dalam ibadah. Di satu pihak hati mereka menciptakan berhala untuk disembah. Di lain pihak saat menyembah Allah yang benar, mereka cenderung melakukannya menurut cara dan pemikiran mereka sendiri. Itulah sebabnya, Allah dalam Sepuluh Perintah Allah tidak hanya memberikan perintah ke-1, tetapi juga perintah ke-2. Pada perintah ke-1 manusia harus menyembah Allah yang benar dan dengan perintah ke-2 mereka harus melakukannya dengan cara yang benar.

Dalam Imamat 6 Allah kembali memberikan petunjuk yang begitu detail tentang bagaimana mempersiapkan korban bakaran, sajian, penghapus dosa, dan sebagainya. Berbagai macam korban ini sebenarnya telah diperintahkan di Imamat 1-4. Mengapa perintah ini diulangi? Kita bisa melihatnya dari beberapa sisi. Pertama, objek yang menerima perintah berbeda. Di Imamat 1-4 perintah ditujukan kepada orang-orang Israel (Im. 1:2), sedangkan di Imamat 6 perintah ditujukan kepada para imam, yakni Harun dan anak-anaknya. Kedua, Harun dan anak-anaknya perlu memperhatikan dengan detail bagaimana mereka harus melakukan berbagai korban dengan benar dan tepat sesuai dengan perintah Allah. Dalam bagian pertama misalnya, mereka diperintahkan bagaimana menangani korban bakaran, beserta apinya yang harus dijaga tetap menyala (ay. 9). Mereka juga tidak boleh memakai sembarang pakaian, melainkan harus pakaian dari lenan (ay. 10a). Perintah Allah juga mengatur sampai pada hal-hal kecil, seperti bagaimana menangani abu hasil pembakaran (ay. 10b). Semua ini mau menyatakan bahwa orang-orang Israel tidak boleh beribadah menurut cara mereka sendiri. Ibadah yang benar adalah sesuai dengan petunjuk Allah.

Pada zaman Perjanjian Baru, sistem ibadah dengan memberikan korban telah berlalu. Namun, prinsip ibadahnya yang sesuai dengan perintah Allah tetap berlaku. Orang Kristen tidak boleh menyembah Allah yang benar dengan cara sembarangan, apalagi menurut pemikirannya sendiri. Sebaliknya, “penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yoh. 4:23).


Refleksi Diri:

  • Apa satu cara orang Kristen dalam menyembah Allah dengan cara yang sembarangan?
  • Apakah Anda sudah meminta hikmat Tuhan Yesus untuk menyembah Allah yang benar dengan cara yang benar?