Bagikan artikel ini :

Femme Fatale

Hakim-hakim 4:17-24

Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.
- Amsal 31:17

Di bagian sebelum, kita melihat bagaimana Barak akhirnya berani maju dan berhasil mengalahkan Sisera atas dukungan Debora. Namun, ingat nubuatan Deborah, hakim sekaligus nabiah, bahwa konsekuensi dari kepengecutan Barak pada hari itu, yang akan mengalahkan Sisera bukanlah Barak, melainkan seorang perempuan (Hak. 4:9). Di bagian ini, kita melihat bagaimana nubuatan tersebut digenapi.

Yael, seorang istri yang tidak lebih dari seorang ibu rumah tangga, adalah orang yang berhasil mengalahkan Sisera dengan kecerdikan dan keberaniannya. Sebagaimana kisah Ehud, sekali lagi kita melihat penulis kitab Hakim-hakim memberikan detail-detail terperinci tentang kisah kepahlawanan Yael. Bedanya, manakala senjata Ehud, seorang pria, adalah pedang, senjata Yael adalah segelas susu dan patok kemah. Yael sesekali mengintip panglima yang sudah tertidur pulas. Dengan kaki berjinjit supaya tidak mengeluarkan suara, ia mencabut salah satu patok kemahnya. Sekali lagi ia berjinjit menghampiri Sisera dengan denyut jantung berdegup kencang. Ia berlutut di sisi pembaringan Sisera, perlahan memosisikan patok di pelipis Sisera dan menghantamkan keras palu pada patok. Matilah Sisera.

Di film-film action, perempuan yang menggunakan kecerdikan dan kadang daya tariknya juga untuk mengalahkan lawan yang jauh lebih kuat disebut “femme fatale”, bahasa Perancis untuk wanita mematikan. Jauh sebelum kehadiran Catwoman dan Black Widow di layar lebar, Yael telah hadir di Alkitab sebagai pahlawan yang mengalahkan musuh umat Tuhan.

Sayang sekali tidak semua dari kita para wanita memiliki kesempatan maupun bakat untuk menjadi femme fatale. Tapi, jangan berkecil hati. Alkitab menceritakan seorang perempuan perkasa yang lain. Dikatakan bahwa ikat pinggangnya adalah kekuatan. Siapa dia? Dia adalah istri yang cakap dalam kitab Amsal (Ams. 31:10-31)! Tidak hanya itu, sajak dalam bagian ini ditulis seperti literatur epik, yakni puisi-puisi yang menceritakan kisah kepahlawanan. Alkitab hendak mengatakan janganlah berkecil hati jika Anda seorang ibu rumah tangga. Di mata Tuhan, Anda adalah pahlawan. Itulah sebabnya mengapa Tuhan memakai seorang ibu rumah tangga untuk mengalahkan panglima tentara, bukannya seorang pemimpin militer.

Bagi para ibu dan istri, Anda tidak perlu menjadi femme fatale. Apa yang Anda lakukan bagi keluarga Anda sudah menjadikan Anda pahlawan.


Refleksi Diri:

  • Sebagai istri dan ibu, apakah Anda sudah melaksanakan tanggung jawab terhadap suami dan anak-anak Anda dengan baik?
  • Bagi para suami serta anak-anak, apakah Anda pernah memberikan apresiasi dan penghargaan atas apa yang istri atau ibu Anda lakukan?