Darah Yang Menyucikan
Imamat 6:24-30
Setiap orang yang kena kepada daging korban itu menjadi kudus, dan bila darahnya ada yang tepercik kepada sesuatu pakaian, haruslah engkau mencuci pakaian itu di suatu tempat yang kudus.
- Imamat 6:27
Obat yang tercemar bukan saja tidak efektif, tetapi juga berbahaya. Obat yang seharusnya menyembuhkan karena tercemar justru meracuni. Itulah sebabnya sebelum tindakan operasi dilakukan, dokter selalu memastikan semua alat operasi yang akan digunakan disterilisasi supaya tidak tercemar kuman dan virus. Namun sesungguhnya, apakah ada obat yang anti pencemaran? Ada. Inilah yang digambarkan dalam
Imamat 6.
Imamat 6:24-30 mengupas tentang korban penghapus dosa. Orang-orang Israel yang melakukan dosa yang tak disengaja harus mempersembahkan korban penghapus dosa (lih. Im. 4). Yang ditambahkan dalam bagian ini adalah bahwa sisa daging korban yang tidak dibakar akan menjadi bagian imam dan keturunannya (ay. 26, 29). Korban penghapus dosa adalah persembahan mahakudus (ay. 25, 29) sehingga apa pun yang tersentuh oleh darah ataupun daging korban ini, ia akan menjadi kudus (ay. 27). Karena itu, belanga tanah tempat korban penghapus dosa dimasak, setelah digunakan harus dipecahkan. Jika menggunakan belanga tembaga maka ia harus digosok dan dibilas bersih menggunakan air (ay. 28).
Perintah mengenai korban ini menyatakan dengan jelas bahwa yang mahakudus tidak bisa dicemarkan, sebaliknya ia membuat yang tersentuh olehnya menjadi kudus. Kebenaran ini mengingatkan kita kepada Yesus Kristus. Dia adalah korban penghapus dosa sesungguhnya. Yesus telah memberikan tubuh dan darah-Nya untuk menanggung dosa manusia. Dia dilahirkan dalam keadaan tidak berdosa (Luk. 1:35). Yesus datang ke dunia dan bersentuhan dengan dunia yang penuh dosa, tetapi tidak membuat-Nya tercemar oleh dosa. Sebaliknya, mereka yang tersentuh oleh-Nya, dosa mereka dihapuskan-Nya dan menjadi kudus (1Yoh. 1:7).
Kebenaran ini berlaku selamanya, termasuk untuk kita hari ini. Kita yang penuh cemar tidak dapat menjadi bersih dan suci dengan perbuatan-perbuatan baik ataupun usaha-usaha kita. Kita hanya bisa disucikan, saat Korban Mahakudus, yaitu Yesus Kristus, menyentuh hidup kita. Oleh sebab itu, panggilan kita adalah datang kepada-Nya dan membiarkan hidup kita yang penuh dosa dan cemar tersentuh oleh tangan-Nya.
Refleksi Diri:
- Mengapa dosa tidak bisa dibersihkan dengan perbuatan baik dan usaha manusia? Mengapa hanya oleh sentuhan tangan-Nya, Anda dapat disucikan?
- Apa saja hal yang patut disyukuri karena Kristus telah menyentuh hidup Anda?