Bertekun Dalam Doa
Lukas 18:1-8
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
- Lukas 18:1
Manusia pada masa kini memiliki kecenderungan suka dengan hal-hal yang sifatnya instan. Apakah salah? Tentu tidak selalu salah karena kalau diamati, ada hal-hal yang sifatnya instan atau cepat bisa mendatangkan efisiensi waktu. Namun, bagaimana dengan kehidupan kerohanian kita? Kita perlu berhati-hati terhadap hal-hal yang instan dalam kerohanian karena tidak sedikit orang-orang percaya yang terpengaruh dengan hal yang instan, salah satunya dalam hal mendapatkan jawaban doa. Mereka menginginkan Tuhan segera menjawab doa permohonan mereka, jika tidak, mereka akan marah, kecewa atau bahkan meninggalkan Tuhan.
Sebelum perikop bacaan, Tuhan Yesus sedang menjelaskan tentang akhir zaman, dan pergumulan, serta penderitaan yang akan dihadapi manusia (Luk. 17:20-37). Menghadapi situasi-situasi sulit di akhir zaman, Yesus rindu agar setiap orang yang percaya tidak mudah putus asa, melainkan tekun berdoa menghadapi setiap pergumulan dan kesulitan hidup. Hal ini ditekankan oleh Yesus melalui perumpamaan seorang janda yang memohon bantuan kepada seorang hakim. Janda tersebut mendapat perlakuan tidak adil dan meminta tolong sang hakim untuk membelanya. Awalnya sang hakim tidak mau, tetapi karena janda ini terus menerus meminta dan merepotkannya maka akhirnya dipenuhilah keinginan sang janda.
Berdoa dengan tidak jemu-jemu memiliki pengertian tekun berdoa, gigih, dan terus memohon kepada Allah. Ini juga yang dilakukan oleh janda tersebut “yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.” (ay. 3). Tuhan mau setiap anak Tuhan agar bertekun di dalam doa dan hanya fokus kepada Allah saja yang sanggup memberikan jalan keluar terbaik dari setiap pergumulan dan kesulitan yang dihadapi. Jika hakim yang jahat mengabulkan permohonan sang janda, apalagi Allah yang penuh kasih dan adil. Dia pasti akan memberikan jawaban doa pada waktunya, seperti tertulis di ayat 7: “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adalah Dia mengulur-ngulur waktu sebelum menolong mereka?”
Kiranya kita juga belajar untuk berdoa kepada Tuhan dengan tidak jemu-jemu. Hendaklah kita bertekun di dalam doa meskipun tidak selalu mendapatkan jawaban secara instan. Tuhan mau kita setia di dalam doa dan sabar menunggu jawaban-Nya.
Refleksi Diri:
- Bagaimana kehidupan doa Anda saat menghadapi permasalahan dan kesulitan hidup? Apakah Anda tetap bertekun dalam doa?
- Apa yang menjadi penghalang Anda untuk sabar menanti jawaban doa Tuhan? Bagaimana supaya Anda lebih sabar?