Anugerah Allah Bagi Orang Benar
Kejadian 9:18-29
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
- Ibrani 4:15
Nabi Nuh dicatat sebagai orang yang hidup benar sebelum air bah datang. Ia juga mempertahankan imannya kepada Tuhan selama air bah (Kej. 6:9). Namun, kisah Nuh pasca air bah yang kita baca hari ini menceritakan sebuah kisah tak terduga. Ia memang mengikuti perintah Allah untuk mengusahakan bumi, bahkan menjadi petani anggur yang menemukan minuman anggur. Ironisnya, ia malah menjadi mabuk karena minumannya dan tidur dengan telanjang. Apa kebenaran yang dapat kita pelajari melalui kisah Nuh di bagian ini?
Manusia telah mati rohani sehingga segala kecenderungan hatinya adalah melakukan dosa dan melawan Allah. Allah tahu natur manusia “yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya.” (Kej. 8:21). Kehidupan Nuh yang disebut orang benar pun tidak terhindar dari dosa, begitu pula dengan anak-anaknya.
Ham, anak kedua Nuh, melakukan dosa ketika tidak menghargai ayahnya dengan membiarkan aurat ayahnya terbuka dan mengajak saudaranya untuk melihat. Alkitab mencatat bahwa melihat aurat anggota keluarga dengan sengaja adalah dosa (Hab. 2:15), sama seperti menghina ayahnya. Sem dan Yafet menunjukkan sikap yang berbeda dengan berusaha menutup aurat ayah mereka dengan kain. Mereka berdua berjalan mundur agar bisa menutupi aurat Nuh.
Kecenderungan manusia berbuat dosa ada sejak lahir. Karena itu, setiap manusia membutuhkan anugerah khusus. Allah memahami kecenderungan manusia ini sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang Tunggal menjadi penebusan bagi manusia berdosa (Yoh. 3:16). Anak Allah yang menjadi manusia juga dicobai, tetapi Dia tidak jatuh ke dalam dosa sehingga karya-Nya di kayu salib memastikan keselamatan bagi yang percaya kepada-Nya (Ibr. 4:15).
Kebenaran Alkitab hari ini mengajarkan bahwa tidak ada orang yang sungguh-sungguh benar di dalam dunia, selain Tuhan Yesus. Janganlah berbangga diri kalau ada orang menganggap kita baik atau memuji atas perbuatan baik yang kita lakukan. Mari datang kepada Allah dan percaya kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan kita dari dosa. Hanya di dalam Dia terdapat keselamatan dan kekuatan untuk menjalani hidup yang memuliakan Allah.
Refleksi Diri:
- Bagaimana cara Anda menjaga diri dari kecenderungan manusia melakukan dosa?
- Apakah Anda percaya bahwa hanya Yesus yang mampu menjadikan Anda benar di hadapan Allah? Maukah Anda percaya kepada-Nya?