Bagikan artikel ini :

Allah Setia Menjaga Kita

Keluaran 13:11-22

TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api utk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
- Keluaran 13:21

Seorang anak kecil berjalan bersama orangtuanya di suatu malam hari. Sang anak merasa takut karena kegelapan malam yang membuatnya tidak bisa melihat apa-apa. Orangtuanya kemudian menyalakan senter. Dengan cahaya senter, sang anak merasa aman karena bisa melihat jalan dan mengetahui orangtuanya selalu berada di sampingnya. Begitu juga dengan kita dalam kehidupan. Kita sering kali menghadapi tantangan dan ketidakpastian, tetapi janji bahwa Allah selalu menjaga kita memberikan pengharapan dan ketenangan. Allah adalah cahaya kita yang menerangi jalan kehidupan di tengah kegelapan, memberikan rasa aman dan bimbingan yang pasti.

Dalam Keluaran 13:11-22, kita melihat bagaimana Allah setia menjaga umat-Nya, yaitu bangsa Israel, saat keluar dari Mesir. Setelah peristiwa tulah kesepuluh, dimana Allah melindungi anak-anak Israel dengan tanda darah di pintu (Kel. 12:13), Dia mengingatkan mereka untuk selalu merayakan dan mengingat peristiwa tersebut sebagai tanda kesetiaan-Nya. Allah memberikan perintah untuk mempersembahkan anak jantan sulung dari hewan-hewan ternak sebagai tebusan atas anak sulung mereka di dalam peristiwa tersebut (ay. 12-13). Allah juga memerintahkan untuk mengadakan perayaan Paskah sebagai peringatan atas pembebasan mereka dari perbudakan. Peringatan ini menunjukkan bahwa setiap langkah perjalanan mereka selalu ada perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. Dalam konteks ini, kita diajarkan untuk mengandalkan Allah dalam perjalanan hidup, percaya bahwa Dia selalu menjaga dan membimbing kita menuju masa depan yang dijanjikan-Nya. Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian, Dia senantiasa memelihara dan melindungi kita. Tuhan turut bekerja dalam segala hal dan Dia selalu punya rencana indah buat kita. (Rm. 8:28).

Seperti Allah menginstruksikan umat Israel untuk merayakan Paskah sebagai pengingat akan pembebasan mereka, kita juga perlu mengingat dan merayakan bagaimana Allah telah memberi perlindungan dan pemeliharaan bagi kita. Kita bisa melakukannya melalui ibadah syukur, refleksi pribadi, atau bahkan berbagi kesaksian dengan orang lain. Saat mengingat kesetiaan Allah, imam kita diperkuat dan diberi keberanian untuk menghadapi tantangan hidup selanjutnya. Camkan dalam hati, Tuhan Yesus selalu ada menjaga dan membimbing kita.


Refleksi Diri:

  • Kapan terakhir kali Anda merasakan Allah menjagai dan memelihara hidup Anda ketika menghadapi tantangan atau ketidakpastian? Bagaimana pengalaman tersebut memperkuat iman Anda?
  • Bagaimana Anda akan mengingat dan menghargai penyertaan Allah dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Anda sudah berterima kasih atas penyertaan-Nya?